Roby: "bai, awakmu ngesir vivin to?"
Aku: "hoalah, enggak rob"
Roby: "Lha awakmu kok isin-isin ngono karo vivin, nyawang-nyawang terus"
Aku: "Kok ngerti ae to awakmu rob, beeh"
Roby: "tak wehi nomer e gelem ye, tapi ngko traktiren aku"
Aku: "iyo wes gpopo rob, ndi nomer e?"
Roby: "tapi ojo ngomong lak sing ngewehi aku yo!"
Aku: "aman wes"
Ketika masuk kelas, Vivin merhatiin aku sama Roby. melihat tatapan matanya aja aku gak bisa bertatapan mata langsung, kalo dia gak lihat aku baru aku berani lihat dia. Dan Vivin datangin aku dan Roby, dia tanya ke Roby "kenapa kamu senyum-senyum Rob?" aku pura-pura aja gak liat dia dan aku mulai panik dan salah tingkah. Vivin tanya kepada Roby "itu kertas sobekan apa Rob?" Roby menjawab "bukan apa-apa Vin" Vivin berusaha merebut kertas itu dari Roby, digenggamlah kertas itu oleh Roby hingga menjadi sebuah bola kertas kecil dan larilah dia. Dikejar Roby oleh Vivin dan teman-temannya, Roby melempar kertas itu ke aku, dan langsung aku tangkap, kemudian langsung aku masukin sakuku. Dan saat itu adalah pertama kali aku bicara dengan Vivin. Vivin bertanya,
Vivin: "itu kertas apa Bai?"
Aku: "bukan apa-apa vin"
Vivin: "kalau bukan apa-apa kenapa disembunyikan dari aku?"
Aku: "hehehe..gak apa apa kok Vin"
Jam istirahatpun berakhir, Guru memasuki kelas semua kembali ke tempat duduk masing-masing dan aku pun selamat. Disaat aku pualng sekolah, aku langsung pulang terlebih dahulu, karena takut diinterogasi lagi. hahaha...
Dan inilah gambar kertas itu, yang saat ini masih ada
-----cerita tersebut bukan hanya terjadi dalam satu hari saja, tapi beberapa hari aku jadikan satu-----
-----cerita ini adalah kisah nyata hidupku, dan akan aku lanjutkan untuk menulis semuanya-----
-----love forever-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar