Jumat, 09 Oktober 2015

Pertama Kali Aku Melihatnya

Saat aku duduk di bangku SMP kelas 7F. Pertama kali aku melihatnya, tatapanku tertuju langsung kepada dia, seakan tiada orang lain di dalam kelas, hanya ada dia dan aku. Katakanlah namanya Vivin. Dia memakai kacamata dan berkerudung putih, dengan alat tulis lengkap di bangkunya, buku yang lengkap tersampul rapi serta aroma parfumnya yang dapat aku rasakan aromanya dari jarak 3 meter jauhnya. Aku tak tau dia berasal dari SD mana, dan aku pun tak tau siapa namanya. Dia lucu banget, kalo nulis kacamatanya diangkat, dan kalo baca papan tulis kacamatanya dipakai lagi. hahahaha... Saat pelajaran Bahasa Indonesia oleh Pak Budi, dia membacakan jawaban yang dikerjakan oleh kelompoknya, dan kelompok lain disuruh menanggapi jawaban tersebut. Karena aku memang pendiam dan sangat jarang sekali berpendapat, teman-teman lain bilang serentak "ubai pak, ubai" karena mungkin teman-teman tau kalo aku sering tanya tentang dia, sering melihatnya sambil senyum-senyum sendiri, dan ketika teman sebangkunya tau aku melihat dia, temennya bilangin dan dia melihat ke arahku, aku langsung memalingkan muka, temen-temen mungkin ngira aku kalo udah gak waras. Hahaha... Dan akhirnya ditunjuklah aku oleh Pak Budi untuk menanggapi. Dan saat itu aku sangat takut, gugup, deg-degan, sumuk campur aduk, kok ya pas dia yang aku tanggapi. Akhirnya aku dan dia berdebat heboh sekali seakan kelas menjadi lapangan untuk berteriak-teriak karena pendapat kami sangat berdeda jauh, dan akhirnya Pak Budi pun meluruskan perdebatan kami, huahahahaha... Di saat jam istirahat, aku dan teman sekelompokku katakanlah Roby, dia menanyai aku,
Roby: "bai, awakmu ngesir vivin to?"
Aku: "hoalah, enggak rob"
Roby: "Lha awakmu kok isin-isin ngono karo vivin, nyawang-nyawang terus"
Aku: "Kok ngerti ae to awakmu rob, beeh"
Roby: "tak wehi nomer e gelem ye, tapi ngko traktiren aku"
Aku: "iyo wes gpopo rob, ndi nomer e?"
Roby: "tapi ojo ngomong lak sing ngewehi aku yo!"
Aku: "aman wes"

Ketika masuk kelas, Vivin merhatiin aku sama Roby. melihat tatapan matanya aja aku gak bisa bertatapan mata langsung, kalo dia gak lihat aku baru aku berani lihat dia. Dan Vivin datangin aku dan Roby, dia tanya ke Roby "kenapa kamu senyum-senyum Rob?" aku pura-pura aja gak liat dia dan aku mulai panik dan salah tingkah. Vivin tanya kepada Roby "itu kertas sobekan apa Rob?" Roby menjawab "bukan apa-apa Vin" Vivin berusaha merebut kertas itu dari Roby, digenggamlah kertas itu oleh Roby hingga menjadi sebuah bola kertas kecil dan larilah dia. Dikejar Roby oleh Vivin dan teman-temannya, Roby melempar kertas itu ke aku, dan langsung aku tangkap, kemudian langsung aku masukin sakuku. Dan saat itu adalah pertama kali aku bicara dengan Vivin. Vivin bertanya,
Vivin: "itu kertas apa Bai?"
Aku: "bukan apa-apa vin"
Vivin: "kalau bukan apa-apa kenapa disembunyikan dari aku?"
Aku: "hehehe..gak apa apa kok Vin"
Jam istirahatpun berakhir, Guru memasuki kelas semua kembali ke tempat duduk masing-masing dan aku pun selamat. Disaat aku pualng sekolah, aku langsung pulang terlebih dahulu, karena takut diinterogasi lagi. hahaha...

Dan inilah gambar kertas itu, yang saat ini masih ada

-----cerita tersebut bukan hanya terjadi dalam satu hari saja, tapi beberapa hari aku jadikan satu-----
-----cerita ini adalah kisah nyata hidupku, dan akan aku lanjutkan untuk menulis semuanya-----
-----love forever-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar